Sunday, December 16, 2018

MAKALAH ETHOS DALAM PERAN KOMUNIKATOR
Dosen Pembimbing
                                                Ellys Lestari Pambayun S.Sos M.Si                         

Oleh :       
                                                    Muhammad Hisyam Bazarah

                                                                  Semester V
       Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam
   Fakultas Dakwah
  PROGRAM STUDI FILSAFAT KOMUNIKASI
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTATAHUN AKADEMIK 2018-2019

                                                      

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Allah Swt Tuhan seluruh alam, dan Shalawat serta salam untuk kekasih-Nya dan pemimpin segenap umat manusia ialah Nabi Muhammad Saww, Ialah sang penyampai pesan Ilahi, Ialah seorang komunikator ulung, Ialah Guru dari Imam Amirul Mukminin Ali ibn Abi thalib As yang terkenal memiliki kefasihan tertinggi setelah Rasulullah Saww yang dimana khutbah-khutbah dan kutipan-kutipan tersimpan dalam karya Syarif Radhi (Nahjul balaghah)
Tentu kemampuan seperti itu tidak terbangun dalam sekejap, membutuhkan proses demi proses dalam mencapainya, terdapat begitu banyak syarat yang diliputi dengan nilai-nilai didalamnya, salah satu nilai yang harus di penuhi ialah nilai “Ethos” karena ia merupan satu dari tiga sumber kredibilitas sebagai komunikator yang baik.
Tidak diragukan lagi bahwa kedua sosok Agung As itu memiliki Ethos yang luar biasa yang didapatkanya sedari muda yaitu Kecerdasan, Karakter, Niat baik. Perlu rasanya untuk diulas lebih dalam lagi tentang Nilai Ethos karena ini merupakan  bagian dari suri tauladan Rasul dan Ahlulbayt-Nya As apalagi pemakalah sendiri sebagai Mahasiswa Dakwah yang lebih dituntut memiliki Ethos yang baik, maka dengan demikian izinkan pemakalah menghadirkan makalah ini.
.


                                                                                                             Jakarta,  14 Desember 2018                                                
                            
                                                                                                                     Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pesan menuntut adanya komunikator, komunikator menuntut adanya komunikan, komunikan menuntut adanya kredibiltas sehingga pesan-pesan ketika disampaikan bisa mudah diterima tentu ini bukanlah pekerjaan muda seseorang pendakwah harus jauh lebih dulu mendakwai dirinya sendiri sebelum mendakwai diluar sana.
Karena aneh rasanya dan sukarlah diterima pesanya ketika pendakwah tidak melakukan apa yang ia katakana maka dari itu (Quran surah As-Shaf ayat 3) menjelaskan bahwa kebencian dari Allah lah yang diterima untuk siapa-siapa yang  mengatakan apa yang tidak dikerjanya, apalah harapan untuk didengar audiens ketika Allah saja sudah membenci.
Faktor yang lain ialah ketidak-ikhlasan seorang komunikator/pendakwah dalam menyampaikan pesanya sehingga tidak adil dalam menyampaikan kebeneran yang dimaksud adalah ketika pendakwah tidak objektif dalam melihat suatu permasalahan akan tetapi subjektif melihat siapa yang ia bela dan mendapat keuntungan apa setelahnya.
Karakter dan kecerdasan adalah permintaan luar (Komunikan) dalam (Komunikator) yang mesti terlenngkapi, maka dari itu untuk menjadi pendakwah yang didengar membutuhkan Ethos sebagai atributnya. Muncul pertanyaan “ apakah ada pendakwah yang tidak memiliki ethos, yang saya tau semua pendakwah itu tulus, cerdas berkarakter?”
Maka dari itu pemakalah mencoba menyajikan kasus komunikator/pendakwah yang kehilangan nilai ethos untuk dijadikan sebagai bahan muhasabah diri agar setelahnya pemakalah dan para pembaca semua diharapkan menjadi komunikator yang lebih baik.
BAB II
                                            PEMBAHASAN
   
Studi Kasus Bahar bin Smith sebagai Tersangka kasus penghinaan Presiden RI Joko Widodo.

Pernyataan kontroversial Bahar bin smith yang akan diuraikan sebagai berikut;
Ø  presiden banci, penghianat bangsa penghianat Negara, pemberi janji palsu.
Ø  Kalo ada periode kemarin periode sebelumnya yang pilih jokowi sebagai presiden tanggung jawab dunia akhirat.
Ø  Kalo kamu ketemu Jokowi buka celananya jangan-jangan dia haid.
Ø  Tukang meubel kamu pilih jadi Presiden
Jika diteliti dan dianalisa dalam segi nilai Ethos yang Aristoteles membaginya lagi menjadi 3 poin penting yaitu; Kecerdasan, karakter, niat baik. Pemakalah percaya walaupun seorang Arisototeles yang menjelaskan teori ini tetapi teori ini bisa dijadikan barometer karena pemakalah rasa nilainya sangat Islami
1.      Kecerdasan: kualitas kecerdasan pembicara dapat terlihat dari kata-kata dan sikap bijaknya dalam menyebarkan nilai-nilai pada sesama, mengerti betul situasi dan kondisi dimana ia berdakwah, paham sangat akan Hukum-hukum Negara dan Agama yang ia anut. ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]:125)

2.      Karakter: Kualitas karakter pembicara dapat tercermin dari ketulusan, kejujuran dan citra positif dirinya, seorang da’i seharusnya berada dalam garda terdepan dalam mencontoh Akhlak Nabi Muhammad Saww dalam berdakwah apalagi seorang yang mengaku sebagai keuturunan Nabi Muhammad Saww yang dikenal sopan dan santun lagi indah dalam menyampaikan pesan-pesanya, tentu begitu memalukan jika keadaanya berbalik bahkan bisa dibilang menciderai citra Islam diluar sana
Citra Islam yang memburuk belakangan ini dengan sebutan teroris dengan ungkapan bahwa Islam Agama yang tidak memiliki cinta justru ungkapan Bahar bin Smith tambah memperkeruh keadaan.  إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُوْنُ فيِ شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ (رواه مسلم)
“Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali ia akan membaguskannya, dan tidaklah (kelembutan) itu tercabut dari sesuatu, kecuali akan memburukkannya”
3.      Niat baik: Kualitas niat baik dapat terpancar dari penilaian positif pembicara terhadap audiensya. Seringkali niat baik tercermin dari karakter dan dimensi dinamisme atau energy positif pembicara. Aristoteles menegaskan,
“Sebelum kita memiliki pendengar sejati, seorang pembicara harus memliki kecerdasan dan karakter yang sejati terlebih dahulu.”

Allah SWT berfirman: كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا
 تَفْعَلُوْنَ“(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff 61: Ayat 3).






PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ethos merupakan Modal utama yang harus dimiliki oleh setiap komunikator/pendakwah yang didalamnya terdapat 3 poin utama yaitu; Kecerdasan, karakter, niat baik. Islam adalah Agama CInta Islam adalah Akhlak sehingga Rasul mengatakan bahwa “Aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak”

















DAFTAR PUSAKA



Pambayun,   Ellys lestari.  2012. Communication quotient: kecerdasan komunikasi dalam pendekatan Emosional dan Spiritual. Bandung. Penerbit  PT Remaja Rosadakarya